Story Of Sore

Jumat, 06 November 2009 komentar

Sore hari adalah waktu yang paling indah untuk mendengarkan musik, di mana lembayung merah di angkasa mampu menggugah setiap sudut gelap batin manusia yang terkalahkan oleh waktu dan memancarkan sinar terang alami di kala hati sedang berharap. Bisa dikatakan bahwa sore hari adalah saat di mana kita melepaskan segala beban yang ada di benak, dan mulai berinteraksi dengan pada yang ada dalam ketenangan jiwa.

Dan berdasarkan atas pemikiran konsep ini serta kecintaan masing-masing personil akan ketenangan petang hari, SORE didirikan sebagai suatu bentuk perwujudan dari lima kawan lama yang telah membina kepercayaan dan animo masing-masingnya untuk bersatu menggabungkan pemikiran dan menuangkan segala jenis beban mereka dalam bentuk musik.

SORE berawal dari perjalanan dasar ketiga personil awalnya, yakni Awan Garnida, Ade Firza, dan Ramondo Gascaro dalam menempuh pendidikan, mulai dari Perguruan Cikini hingga Los Angeles, Amerika Serikat. Awal 1991, Awan Garnida kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya, dan saat itulah dia bertemu dengan Gusti Pramudya.

Pada pertengahan tahun 1996, Ade Firza dan Ramondo Gascaro kembali ke Indonesia, dan bergabung dengan Awan Garnida dan Gusti Pramudya untuk membentuk suatu proyek musik yang dinamakan BAHAGIA. Namun karena harus kembali ke Los Angeles untuk melanjutkan proses belajarnya, Ade Firza meninggalkan mereka, tapi dia memberikan satu konsep lagu yang diberi judul ‘Awan Lembayung’ sebelum berangkat, yang sebelumnya sempat direkam dalam bentuk demo. Lagu inilah yang menjadi awal perjalanan musikalitas dari SORE.

Dan ketika Ade Firza sudah menyelesaikan masa belajarnya, dia kembali bergabung dengan kawan-kawan lamanya, dan juga bertemu dengan satu kawan baru bernama Reza Dwiputranto, yang memegang posisi gitaris. SORE pun lahir sebagai saluran semua ide masing-masing personil, yang bersatu dan membaur dalam bentuk musik pop dengan sentuhan absurd-eclectic.

Dalam album pertamanya yang berjudul Centralismo, yang dirilis oleh Aksara Records, dapat didengar bahwa SORE adalah sebuah band yang unik, di mana selain kelima personilnya semua bernyanyi (dalam arti vokal utama tentunya), masing-masing personilnya juga memiliki karakter yang berbeda, dan ini dapat dilihat dari cara penulisan lagu yang ada. Seperti dalam lagu Lihat, single pertama dari Centralismo, yang ditulis oleh Ade Firza, Ramondo Gascaro, dan Gusti Pramudya. Ketiga ide personil ini bersatu, dan membentuk suatu karakter baru dengan gaya rock jazz retro, dan sentuhan harmonisasi yang bagus. Lain lagi dengan lagu Aku, lagu terakhir dalam album ini. Lagu ini ditulis oleh Reza Dwiputranto, dan hanya dua personil saja yang terlibat dalam proses rekamannya. Jadi, bisa dikatakan juga bahwa SORE adalah sebuah band yang tidak terikat pada norma-norma, tapi memberikan kebebasan kepada masing-masing personil dengan karakter sendiri yang bertanggung jawab. The Jakarta Post menyebut SORE sebagai ‘the best working band in Jakarta and certainly the most interesting’ (The Jakarta Post, October 9, 2005).

Centralismo sendiri adalah sebuah album yang didedikasikan untuk wilayah Jakarta Pusat, di mana memang sebagai besar personilnya dibesarkan dan menimba ilmu. Sebelum Centralismo dibuat, SORE telah merilis satu mini album berjudul Ambang pada tahun 2003 dan tiga single, yakni Etalase (2002), Cermin (2004), dan Funk The Hole (2005). Cermin sendiri masuk dalam kompilasi rilisan Aksara Records, JKT:SKRG, sebuah album kompilasi yang menggambarkan tentang perjalanan musik indie di Jakarta. Sementara itu, Funk The Hole masuk dalam kompilasi OST Janji Joni, masih produksi dari Aksara Records.
Segera setelah merilis album Centralismo, album ini dipilih oleh Time Magazine sebagai salah satu album Asia yang patut dimiliki, ‘It’s an album perfect for those rainy days when all you really want to do is lie back and dream of a simpler time in your life’ (Time, September 12, 2005).Lagu-lagu dari album centralismo menurut saya yang enak didengar adalah Bebas , Mata Berdebu , Somon Libres , No Fruits For Today lagu ini juga menjadi sountrack film "berbagi suami".
Pada tahun 2008 Sore meliris album keduanya yang diberi judul "Ports Of Lima" .Dialbum ini personil Sore bertambah satu yaitu bernama Dono Firman sebagai keyboard , synthesizer , gitar . Album kedua "Ports Of Lima" menampilkan hits-hits seperti merintih perih , bogor biru , karolina , ernestito , setengah lima , vreijmen dll.Pada tahun 2009 ini lagu Sore yang berjudul "Nancy Bird" masuk dalam Ost.Pintu terlarang karya Joko Anwar .

ZE’BAND

AWAN GARNIDA - Vocals &amp,Bass Guitars
ADE FIRZA PALOH - Vocals &amp,Guitars
GUSTI PRAMUDYA - Drums, Acoustic Guitar &amp,Vocals
REZA DWI PUTRANTO - Vocals &amp,Guitars
RAMONDO GASCARO - Keyboard, Piano, &amp, Vocals
DONO FIRMAN - Keyboard , Synthesizer & Guitars